Perbedaan Stres dan Kecemasan, Mirip Tapi Tidak Sama!

Stres dan kecemasan mungkin sering terjadi dalam kehidupan kamu. Kamu juga mungkin sudah terbiasa menggunakan kata-kata ini secara bergantian untuk menggambarkan kondisi dan emosi kamu.
Namun, perlu kamu ketahui bahwa kedua hal ini bukan kondisi yang sama. Meskipun keduanya saling terkait, kamu perlu memahami perbedaan keduanya agar dapat menangani masalah tersebut dengan tepat.
Perbedaan Utama antara Stres dan Gangguan Kecemasan
Singkatnya, stres adalah eksternal dan kecemasan adalah sumber internal.
Menurut American Psychological Association (APA), stres disebabkan oleh
pemicu eksternal yang bisa bersifat jangka pendek dan panjang, seperti
lamanya waktu kerja, pertengkaran dengan pasangan kamu, masalah
keuangan, hidup dengan penyakit kronis, dan lain-lain.
Oleh karena itu, stres dibagi menjadi beberapa jenis seperti stres
akut, stres akut episodik dan stres kronis. Jika penyebab stres dapat
ditangani, stres secara alami akan menghilang.Sementara itu, kecemasan didefinisikan sebagai kekhawatiran yang terus-menerus dan berlebihan bahkan tanpa adanya stres secara langsung.
Gejala-gejala kecemasan hampir sama dengan gejala stres. Itulah sebabnya sering kali orang tidak bisa membedakan keduanya. Berikut ini adalah gejala utama yang terjadi saat stres dan kecemasan:
- Cepat marah
- Kelelahan
- Ketegangan otot
- Kesulitan berkonsentrasi
- Sulit tidur
- Masalah pencernaan
Tingkat Keparahan antara Stres dan Gangguan Kecemasan
Sebuah penelitian di Jama Psychiatry pada Juli 2020, menemukan bahwa remaja yang tinggali di daerah yang sangat terang dengan lampu jalan sangat mengganggu tidur, yang dapat meningkatkan risiko gangguan mood dan kecemasan sebesar 20%.
Penting bagi kamu untuk berkonsultasi dengan psikiater jika mengalami gangguan kecemasan yang parah. Gangguan kecemasan biasanya memerlukan psikoterapi atau obat-obatan dan terkadang keduanya.
Namun, bukan berarti stres tidak dapat menyebabkan masalah serius seperti kecemasan.
Faktanya, seperti yang ditunjukkan oleh sebuah studi dalam JOurnal of American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, stres kehidupan dini dapat menyebabkan timbulnya gangguan depresi pada usia yang sangat muda.
Selain itu, studi lain dalam Epigenetics in Psychiatry pada tahun 2014 menunjukkan bahwa stres kehidupan dini akibat penganiayaan masa kecil (pelecehan fisik, seksual dan psikologis) dapat menyebabkan kecemasan seumur hidup, depresi, dan penyalahgunaan narkoba.
Oleh karena itu, baik stres maupun kecemasan tidak boleh dianggap enteng terlepas dari perbedaan dan kesamaan mereka.
Memahami dengan tepat kondisi yang kamu alami, seberapa parahnya, dan mendapatkan bantuan profesional tepat waktu adalah metode terbaik untuk menangani kedua masalah kesehatan mental ini.