Studi Temukan Infeksi Covid-19 dari Manusia ke Kucing

    Sebuah temuan kasus Covid-19 di Inggris menunjukkan bahwa virus SARS-CoV-2 dapat menular dari manusia ke kucing peliharaan.

Jakarta, Indonesia --

Sebuah temuan kasus Covid-19 di Inggris menunjukkan bahwa virus SARS-CoV-2 dapat menular dari manusia ke kucing peliharaan.

Studi yang diterbitkan di British Veterinary Association tersebut menemukan bahwa penularan Covid-19 dari manusia ke kucing terjadi selama pandemi Covid-19 di Inggris.

Temuan tersebut diketahui setelah seekor anak kucing meninggal karena pneumonia. Diyakini gejala pneumonia disebabkan infeksi virus corona dari sang pemilik ke kucing tersebut.

 Sebagaimana dilansir Telegraph, anak kucing bernama Ragdoll tersebut sebelumnya mengalami sesak napas parah. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan virus pneumonia dan SARS-CoV-2, pada paru-paru mayat kucing tersebut.

Temuan kasus Ragdoll ini diyakini sebagai kasus pertama kematian anak kucing akibat virus corona di Inggris, sekaligus bukti pertama penularan Covid-19 dari manusia ke kucing. Sementara tak berlangsung lama, bukti penularan Covid-19 dari manusia ke kucing juga ditemukan oleh para peneliti di University of Glasgow. Kucing tersebut mengalami pilek dan konjungtivitis setelah terinfeksi dan mendapat pengobatan hingga akhirnya dinyatakan bebas dari Covid-19.

Meski demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan bahwa virus corona pada kucing bisa kembali menginfeksi manusia, juga sebaliknya.

Seorang peneliti dalam studi tersebut, Margaret J. Hosie menyarankan orang yang terinfeksi Covid-19 sebaiknya tidak memeluk kucing mereka. Hal itu bertujuan agar tak terjadi penularan Covid-19 pada hewan peliharaan.

"Dua kasus penularan dari manusia ke hewan ini ditemukan pada populasi kucing di Inggris, ini menunjukkan mengapa penting untuk terus mencari tahu lebih lanjut tentang infeksi SARS-CoV-2 pada hewan," kata Hosie, seperti dikutip Metro, Jumat (23/4).

Ditemukannya kasus penularan dari manusia ke hewan juga ditakutkan menjadi potensi penyebaran Covid-19 lebih luas. Tak menutup kemungkinan bahwa spesies hewan lain mungkin juga memiliki potensi menjadi pembawa Covid-19 tanpa disadari. Alhasil, penularan Covid-19 di manusia bisa semakin masif tanpa diketahui di mana dan bagaimana orang itu terinfeksi.

Meski laju infeksi virus dari hewan ke manusia cukup rendah, Hosie menekankan penelitian harus terus dilakukan untuk mengetahui apakah hewan bisa ikut menularkan virus corona kepada manusia.

"Oleh karena itu penting untuk meningkatkan pemahaman kita tentang apakah hewan yang terpapar dapat memainkan peran apa pun dalam penularan," ujar Hosie.

Studi sebelumnya oleh Peneliti di Mayo Clinic, William F. Marshall mengatakan Covid-19 memang bisa disebarkan dari orang ke hewan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) sebelumnya mengatakan beberapa hewan peliharaan termasuk kucing dan anjing telah terinfeksi Covid-19. Sebagian besar infeksi terjadi setelah hewan melakukan kontak erat dengan orang terinfeksi Covid-19.

Meski dikatakan risiko penyebaran Covid-19 dari hewan ke manusia lebih rendah, namun penelitian ini masih bersifat terbatas dan perlu didalami lebih lanjut.

 

Copyright © 2016 Raja JP