25 Tewas saat Penggerebekan Narkoba Brasil, Polisi Dikritik

   Setidaknya 25 orang tewas dalam penyerbuan polisi terhadap kawasan kumuh yang dihuni pengedar narkoba di Rio de Janeiro, Brasil.


Jakarta, Indonesia --

Sedikitnya 25 orang tewas dalam baku tembak antara gembong pengedar narkoba dengan polisi di Rio de Janeiro, Brasil, Kamis (6/5).

Pihak kepolisian, dikutip dari Reuters, menyebut insiden ini menjadi serangan polisi paling banyak memicu korban di negara bagian tersebut.

"Ini adalah salah satu korban tewas terbesar dalam operasi polisi di Rio, melebihi 19 orang di kawasan kumuh Complexo do Alemão tahun 2007, kecuali kami tidak kehilangan satu pun dari kami saat itu," kata kepala polisi Ronaldo Oliveira.

Para korban terdiri dari seorang petugas polisi, dan sisanya diduga anggota geng narkoba. Di antara yang tewas adalah para pemimpin geng narkoba yang menguasai kehidupan di daerah kumuh itu.

Selain menewaskan 24 orang dari kalangan geng narkoba, polisi setempat menyebut 10 tersangka ditangkap.

Mulanya, polisi tiba dengan kendaraan lapis baja dan helikopter terbang di lingkungan miskin Jacarezinho. Orang-orang yang menjadi target operasi dalam penggerebekan mencoba melarikan diri. Baku tembak terjadi. Warga terpaksa untuk berlindung di dalam rumah.

Peluru yang ditembakkan selama baku tembak menghantam sebuah gerbong kereta ringan, dan dua penumpang terluka oleh pecahan kaca dari jendela yang pecah, kata petugas pemadam kebakaran.

Tiga polisi terkena tembakan dan satu meninggal karena luka di kepala di rumah sakit, kata polisi.

Polisi memamerkan gudang senjata yang disita pada konferensi pers: enam senapan serbu, 15 pistol, satu senapan mesin, 14 granat, dan satu butir amunisi artileri.

Menurut catatan, ini merupakan operasi polisi tunggal paling mematikan dalam 16 tahun di negara bagian Rio yang selama beberapa dekade mengalami kekerasan terkait narkoba di lingkungan miskin yang dikenal sebagai Favelas itu.

Sebelumnya, insiden pada 2005 di Baixada Fluminense, di pinggiran utara Rio, menewaskan 29 orang.

Human Rights Watch (HRW) mengatakan bahwa jaksa Rio de Janeiro memiliki kewajiban konstitusional untuk mengawasi dan melakukan investigasi atas dugaan pelanggaran polisi itu. LSM bidang HAM ini pun menyerukan penyelidikan menyeluruh dan independen atas kematian puluhan warga tersebut.

Menurut HRW, polisi Rio menewaskan 453 orang dan setidaknya empat petugas polisi tewas dalam aksi selama tiga bulan pertama 2021.

Padahal, ada putusan Mahkamah Agung yang melarang operasi di komunitas selama pandemi Covid-19 kecuali dalam "kasus yang benar-benar luar biasa".

Selain perdagangan narkoba, polisi menyebut geng tersebut juga merampok truk kargo dan mengangkat kereta komuter untuk mencuri dari penumpang.






Copyright © 2016 Raja JP