Percaya Gak Percaya, Pelaku Pesugihan Ini Kena Kanker Payudara karena Menyusui Tuyul Minggu, 12 Juni 2022


Di Indonesia sendiri, masih ada masyarakat yang mengambil jalan pintas untuk kaya raya dengan melakukan pesugihan. Pesugihan tuyul sendiri merupakan salah satu praktik yang tak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia.

Kisah ini berawal dari persahabatan erat antara Muklis dengan teman kerjanya yang bernama Andi. Hingga pada suatu hari, Muklis terkana PHK, setahun kemudian Andi pun menyusul di-PHK. Keduanya pun memanfaatkan uang pesangon untuk membuka usaha.


Namun, pada suatu hari, temannya tersebut megalami kerugian dikarenakan gaya hidup sang istri.

Singkat cerita, Andi meminta bantuan Muklis untuk ke Klaten ke rumah pamannya. Muklis sendiri sebelumnya tidak diberitahu maksud dan tujuan Andi ke Klaten.

Hingga akhirnya, setelah sampai di tujuan, Andi mengaku bahwa ia sebenarnya datang ke Klaten untuk membeli tuyul alias melakukan pesugihan.

Andi mengaku terpaksa melakukan hal tersebut karena masalah ekonomi. Ia sudah tak sanggup lagi membayar hutang-hutangnya. Menurut kesaksian Muklis, saat melaukan ritual pengabilan tuyul, sesajen yang disediakan berupa jajanan hingga mainan anak-anak.

Setelah semua disetujui, Andi nantinya akan diberikan jabang bayi yang akan tumbuh menjadi tuyul sebagai 'alat pesugihan'.

Nantinya, setelah sampai di Jakarta, Tuyul tersebut akan bekerja dan mencuri uang sebanyak dengan jumlah saat tuyul ditebus. Misal, jika tuyul ditebus seharga Rp5 juta, maka pendapatan per hari tuyul tersebut juga hanya sampai Rp5 juta saja.

Jabang bayi itu sendiri harus dirawat seperti anak sendiri. Tuyul tersebut harus disusui seperti bayi dari jam 8 sampai 10 pagi. Prosesi menyusui tuyul tersebut sampai membuat payudara sang istri sakit dan perih. Namun, kala itu, hal tersebut tak menjadi masalah bagi Andi dan istrinya.

Dari pesugihan yang dilakukannya, Andi telah berhasil membuka usaha konveksi. Dia kemudian sengaja memanggil saudaranya dari kampung halaman untuk bekerja di konveksi miliknya. Ternyata saudaranya tersebut memang sengaja dijadikan tumbal pesugihan.

Karena makin banyak saudaranya yang meninggal, Muklis yang selama ini bertetangga dengan Andi memutuskan untuk pindah rumah untuk menghindari masalah yang ditimbulkan oleh teman yang sudah dianggapnya seperti saudara tersebut.

Dua tahun kemudian setelah sekian lama tak bertemu, Andi ternyata dikabarkan sudah meninggal dunia. Setelah kepergian Andi, sang istri pun akhirnya memutuskan untuk berhenti melakukan pesugihan dan siap hartanya ditarik habis.

Tak lama kemudian, rumah yang ditempati oleh Andi dan istri selama ini kebakaran dan tak ada harta yang tersisa. Setelah itu, istri Andi divonis kanker payudara diduga karena sering menyusui tuyul yang sempat dipelihara. Hingga akhirnya, istri Andi menghembuskan nafas terakhirnya.

Menjadi saksi pahitnya kehidupan orang yang melakukan pesugihan tuyul, Muklis pun berpesan untuk tidak gelap mata bila mengalami masa sulit. Sebab, selain merugikan orang sekitar, pesugihan juga merugikan diri sendiri.

Copyright © 2016 Raja JP